B. Indonesia

Pertanyaan

Unsur instrinsik novel pijar pijar api perang?

1 Jawaban

  • Raden Mangkudilaga adalah seorang keturunan ningrat yang tinggal di salah satu dusun kecil di Pegunungan Menoreh. Ia bertekad untuk menjaga dan memajukan dusun itu dan ingin melindunginya dari pengaruh orang kota yang dianggapnya telah banyak kehilangan nilai kemanusiaan. Namun, terdengar kabar bahwa di Surabaya tengah berlangsung peperangan. Ia khawatir kalau-kalau orang-orang kota akan mengungsi dan tinggal di dusun ini. Kekhawatiran Raden Mangku pun terbukti. Pada malam hari saat semua orang di rumahnya tertidur, seorang tentara mendobrak rumahnya dan menitipkan dua orang pengungsi yang katanya adalah kerabat Sultan Yogyakarta. Sejak saat itu Raden Mangkudilaga semakin menjadi-jadi bencinya pada orang-orang kota, atau lebih tepatnya pada pengungsi.

    Menurut Raden Mangkudilaga, para pengungsi hanya akan menyusahkan kehidupan penduduk dusun. Namun anak perempuannya, Sri Ambar, tidak percaya kata-kata ayahnya dan ia pun menjalin hubungan asmara dengan salah satu tentara bernama Jaka. Sementara anak laki-lakinya, Sumadi, terlalu patuh dan tidak berani melawan ayahnya.

    Keadaan di dusun semakin tidak menentu. Persediaan makanan semakin sedikit sehingga penduduk dusun semakin tertekan dan akhirnya mereka menyerah membantu para pengungsi. Pengungsi yang tak punya apa-apa mulai mencuri dari dari kebun-kebun penduduk. Salah satu pencuri tertangkap, tetapi Raden Mangkudilaga melepaskannya dan memberinya makanan tiap hari. Namun  di hari-hari berikutnya orang yang dicurigai pernah mencuri dipukuli oleh orang-orang misterius.

    Suatu hari pencuri yang dilepaskan oleh Raden Mangkudilaga ditemukan tewas mengambang di sungai dengan puluhan luka tusuk. Semua orang gempar dan menganggap kalau ada mata-mata musuh di antara para pengungsi. Raden Mangkudilaga sangat terpukul dengan kejadian itu, sehingga ia jatuh sakit. Beberapa hari berselang, Kepala Dusun dan polisi dusun datang ke rumah Raden Mangkudilaga. Mereka menyimpulkan kalau Raden Mangkudilaga menyuruh orang yang dibunuh itu untuk memberitahukannya siapa saja yang pernah mencuri dan sebagai imbalannya ia diberi makanan setiap hari. Para pengungsi mengetahui hal itu sehingga mereka membunuhnya dan membuang jasadnya ke sungai.

    Pada akhirnya dusun di Pegunungan Menoreh itu pun mendapat serangan udara. Keadaan menjadi semakin mencekam dan tidak terkendali. Akhirnya para pemuda dikerahkan untuk menjadi tentara untuk bersiap menghadapi kalau-kalau musuh datang ke dusun. Sumadi adalah salah satu dari tentara tersebut. Naas, saat berlatih melempar granat, granat yang dipegang Sumadi meledak lebih cepat sehingga menewaskan Sumadi. Kejadian ini pun membuat Raden Mangkudilaga semakin tertekan dan kesehatannya semakin menurun, tapi beberapa hari kemudian perang dinyatakan sudah berakhir dan para pengungsi pun pergi dari dusun.

    Tekad Raden Mangkudilaga untuk memperbaiki keadaan dusun pun kembali menguat. Ia akan mewujudkan cita-citanya lewat Sri Ambar. Sri Ambar tiba-tiba datang ke kamar Raden Mangku dan memberitahukannya kalau dia sudah hamil dua bulan akibat Jaka, yang ternyata menipunya dan meninggalkannya diam-diam. Raden Mangkudilaga pun marah dan memukul Sri Ambar lalu tiba-tiba ia terjatuh dan kesadarannya hilang untuk selamanya.

Pertanyaan Lainnya