Sejarah

Pertanyaan

jelaskan proses pengangkatan umar bin khattab

1 Jawaban

  • Berbeda dengan proses pengangkatan Abu Bakar sebagai khalifah. Abu Bakar terpilih secara demokratis melalui proses perdebatan yang cukup panjang, hingga akhirnya ia terpilih sebagai khalifah yang sah. Sementara Umar Bin Khatthab diangkat melalui penunjukan yang dilakukan khalifah Abu Bakar setelah mendapatkan persetujuan dari para sahabat besar. Hal itu dilakukan khalifah guna menghindari pertikaian politik antara umat Islam sendiri. Beliau khawatir kalau pengangkatan itu dilakukan melalui proses pemilihan seperti pada masanya, maka situasinya akan menjadi keruh karena kemungkinan terdapat banyak kepentingan yang ada diantara mereka yang membuat negara menjadi tidak stabil, sehingga pelaksanaan pembangunan dan pengembangan Islam akan terhambat.[1]

    Dan beberapa hari sebelum Abu Bakar wafat, balatentara Islam sedang bertempur dalam peperangan yang paling sengit yang pernah dikenal dalam sejarah masa itu. Kita katakan paling sengit karena peperangan itu ialah antara kaum Muslimin di satu pihak, melawan tentara Persia dan Romawi di lain pihak.

    Pada saat itu Abu Bakar sudah terpikir, bahwa yang akan timbul perselisihan di kalangan kaum Muslimin, kalau mereka ditinggalkan demikian saja, tiada dengan khalifah yang akan menggantikannya. Sekiranya suatu kegoncangan terjadi pula di ibu kota, tak dapat tidak akan menimbulkan kekalahan bagi balatentara yang sedang bertempur itu. Bahkan tidak mustahil pula bahwa kegoncangan di pusat pemertintahan akan mengakibatkan perpecahan dalam laskar Islam sendiri. Ada panglima yang akan mendukung seorang calon khalifah, sedang panglima yang lain mendukung calon yang lain. dengan demikian balatentara Islam sedang berperang dengan bangsa Persia dan Romawi akan pecah dua yang masing-masing akan memerangi saudaranya sendiri. Kalau yang demikian terjadi, balatentara Islam itu akan dapat dikalahkan dan dihancurkan oleh bangsa Persia dan Romawi.

    Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang di sebutkan, inginlah Abu Bakar hendak menunjuk penggantinya, sesudah memusyawarahkan hal itu dengan kaum muslimin. Dalam musyawarah itu dinyatakan bahwa dia akan menunjuk penggantinya siapa yang mereka sukai.

    Abu Bakar mengemukakan Umar ibnul Khatthab sebagai calon. Dan beliau pulalah calon yang dikemukakan oleh kaum Muslimin. Tak ada orang yang akan menempati kedudukan ini, selain Umar.[2]

    Abu Bakar jatuh sakit dalam musim panas tahun 634 M, dan selama 15 hari dia berbaring ditemapat tidur. Khalifah ingin sekali menyelsaikan masalah peggantian dan mencalonkan seorang pengganti, kalau-kalau hal itu akan melibatkan rakyatnya ke dalam suatu perang saudara. Meskipun dari pengalamannya Abu Bakar benar-benar yakin bahwa tidak ada seorang pun kecuali Umar bin khatthab yang dapat mengambil tanggungjawab kekhalifahan yang berat itu, karena masih ingin mengambil pendapat umum, dia bermusyawarah dengan para sahabat yang terpandang. Thabari menulis bahwa Abu Bakar naik ke atas balkon umahnya dan berbicara kepada orang banyak yang berkerumunan di bawah : ”apakah kalian akan menerima orang yang saya calonkan sebagai pengganti saya?” kata khalifah. “saya bersumpah bahwa saya melakukan yang terbaik dalam menentukan hal ini, dan saya telah memilih Umar bin Khathab sebagi pengganti saya. Dengarkanlah saya, dan ikutilah keinginan-keinginan saya.”

    Setelah Abu Bakar bermusyawarah dengan para pemuka sahabat, kemudian, mengangkat Umar sebagai penggantinya dengan maksud untuk mencegah kemungkinan terjadinya perselisihan dan perpecahan di kalangan Umat Islam. Kebijakan Abu Bakar tersebut ternyata diterima masyarakat yang segera secara beramai-ramai membaiat Umar.[5]

Pertanyaan Lainnya